Kalang, pintet, keli, duri dan cepi hanyalah sebagian julukan lele di berbagai daerah di tanah air. Namun, tidak semua nama ikan itu merujuk pada jenis lele yang sama. Di Indonesia memiliki setidaknya ada 6 jenis lele dari keluarga Clariidae, tetapi hanya satu yang paling dikenal masyarakat, yaitu C. batrachus. Di Jawa, lele yang banyak dibudidayakan peternak sebelum masuknya lele dumbo dari Taiwan itu dikenal sebagai lele lokal.
Di Padang, masyarakat mengenal C. Batrachus dengan sebutan ikan kalang. Lain halnya di Aceh, C. Batrachus mendapat julukan ikan maut dan di Bugis dikenal sebagai ikan cepi. Selain C. batrachus, jenis lain yang cukup populer di tanah air, yaitu lele kembang atau kalang putih yang menurut beberapa artikel di tanah air dimasukkan dalam spesies tersendiri, yaitu C. teysmani. Namun, dalam buku The Sea and Freshwater Fishes of Australia and New Guinea karya Gerald Jennings disebutkan bahwa C. Teysmani merupakan sinonim C. batrachus. Sinonim lain dari C. batrachus, yaitu C. assamensis dan C. dussumieri.
Jenis lele lain yang mendiami perairan nusantara, yaitu C. leiacanthus yang dikenal dengan sebutan ikan keli atau penang. Ada pula ikan lindim atau limbat atau kaleh yang merupakan lele spesies C. nieuhofi. Selain itu, masyarakat Kalimantan juga mengenal limbat hitam (C. nigricans) dan limbat sentarum (C. pseudonieuhofii).
Sementara lele yang dikenal dengan sebutan ikan duri, wais, atau wiru merupakan jenis C. melanoderma. Kini, masyarakat juga akrab dengan lele spesies sangkuriang yang merupakan hasil pemuliaan dumbo.
0 komentar:
Posting Komentar